Minggu, 18 Januari 2009

Perang, bisnis senjata dan krisi global !


Tertangkapnya Victor Bout mengungkap begitu mengiurkan hasil dari penjual senjata ilegal di seluruh dunia. Bout tak memiliki ideologi atau lebih tepatnya melepaskan atribut tersebut untuk bisa bekerja sama dengan semua pihak. Ia adalah pedagang; Merchant of Death. Tak peduli apakah itu Al Qaeda, sekelompok warlord haus darah di Afrika Barat, atau kelompok yang didukung Amerika.
Bisnis senjata memang menguntungkan, Alex Yearsley dari Global Witness yang berbasis di London mengatakan, pengiriman senjata Bout dibayar dengan sumber daya alam di Afrika, ini yang konon membuat banyak jendral rusia kaya raya. Bout bukan satu satunya pebisnis senja ilegal didunia, dia hanya puncak dari sebuah gunung es yang menyisakan bongkahan besar yang takterlihat di bawahnya.
Lihat saja bagaimana getolnya amerika memasarkan peralatan perangnya ke berbagai negara didunia, katakanlah Jepang, Australia, Singapura, Taiwan, Korsel, Thailand itu belum termasuk negara-negara Timteng yang kaya raya. Selain untuk menyebarkan pengaruhnya di dunia internasional, hasil dari penjualan senjata juga akan mengalirkan dana-dana segar untuk riset teknologi perang yang berkelanjutan.
Tenggok saja Pertempuran israel vs palestine yang baru saja reda, adakah kepentingan bisnis senjata di balik perang ini ?. konflik-konflik yang terjadi, dari utara hingga ke selatan dari timur hingga ke barat, para produsen senjata, laskar swasta dan para militer, mentor-mentor perang, intrik versus trik dan berbagai metode sabotase, hingga pemusnahan massal atas dasar isu ras bahkan gender. Semua muncul bersamaan dengan berbagai isu, motif yang variatif, sekali waktu berhubungan konteksnya antarsatu wilayah konflik dengan konflik lain, tapi bisa saling kontradiktif di lain waktu. Senantiasa menyebarkan bau mesiu dan aroma khas lembaran-lembaran uang.
Karena Negara adidaya tidak hanya menjadikan perang sebagai fungsi penaklukan wilayah, perebutan pasar serta sumber-sumber alam dan tenaga-tenaga kerjanya saja. Lebih jauh perang merupakan mekanisme untuk mengatasi krisis ekonomi yang diakibatkan kelebihan produksi. Kerawanan-kerawanan massal yang terjadi sejak 4 dekade yang lalu hingga dewasa ini, makin menguatkan argumen ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar